Rabu, 21 Mei 2014

EPILEPSI



A.    Pengertian
Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit ayan, adalah gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran. Penyebab epilepsi adalah pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh: luka di otak (abses, tumor, arteriosklerosis), keracunan timah, dan pengaruh obat-obatan tertentu yang dapat memprodvokasi epilepsi.
B.    Jenis-jenis epilepsi
1.      Grand Mal (tonik-klonik umum)
Timbul serangan-serangan  yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa, mata membeliak, dan lain-lain disusul dengan pingsan dan sadar kembali.
2.      Petit Mal
Serangannya sangat singkat sekali tanpa disertai kejang. Dalam kasus ini bila serangan berlangsung berturut-turut dengan cepat dapat juga terjadi status epileptikus.
3.      Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanpa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkungan.
C.     Penggunaan
Tujuan pengobatan pada penderita epilepsi adalah:
·      Menghindari kerusakan sel-sel otak
·      Mengurangi beban sosial dan psikologi pasien maupun keluarga
·      Profilaksis/pencegahannya sehingga jumlah serangan berkurang
Dewasa ini terapi obat pada pasien epilepsi maupun jenisnya selalu dimulai dengan obat  tunggal. Pilihan obat ditentukan dengan melihat tipe epilepsi. Dengan pemberian obat tunggal diperoleh keuntungan sebagai berikut:
·      Mudah mengevaluasi hasil pengobatan
·      Mudah mengevaluasi kadar obat dalam darah
·      Efek samping obat minimal
·      Interaksi obat dapat dihindari
Ternyata 1/3 kasus yangterjadi tidak dapat dikendalikan oleh obat tunggal, harus dengan kombinasi. Pemberian obat anti epilepsi selalu dimulai dengan dosis rendah dinaikan bertahap sampai epilepsi terkendali. Pemutusan obat mendadak harus dihindari terutama untuk golongan barbiturat dan benzodiazepin karena dapat memicu kambuhnya serangan.
Tindakan non medis yang  dilakukan pada penderita epilepsi saat ini adalah menghilangkan penyebab penyakit setelah dilakukan operasi otak serta menjauhkan dari segala faktor penyebab (stress, alkohol, dll) 
D.    Penggolongan Obat
1.      Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hampir semua jenis epilepsi, contoh fenitoin.
2.      Golongan barbiturat, sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering digunakan karena paling murah terutama digunakan pada serangan grand mal. Biasanya untuk pemakaian lama dikombinasi dengan kofein atau efedrin guna melawan efek hipnotiknya. Tetapi tidak dapat digunakan pada jenis petit mal karena dapat memperburuk kondisi penderita. Contoh fenobarbital dan piramidon.
3.      Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat anti depresif dan anti konvulsiv. Digunakan pada jenis grand mal dan psikomotor dengan efektifitas sama dengan fenitoin.
4.      Golongan benzodiazepin, memiliki khasiat anksiolitika, relaksasi  otot, hipnotika dan anti konvulsiv. Yang termasuk golongan ini adalah diazepam yang dalam hati akan di biotransformasi menjadi desmetildiazepam yang aktif, klorazepam yaitu derivat dari klor yang berdaya anti konvulsiv kuat dan klobazepam yaitu derivat 1,5 benzodiazepin yang berkhasiat sebagai anti konvulsiv sekuat diazepam dipasarkan sebagai transquilizer.
5.      Golongan asam valproat, terutama efekif untuk terapi epilepsi umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatnya kadar asam gama amino butirat acid (GABA) di dalam otak.
E.     Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1.      Fenitoin
·    Indikasi                 : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
·    Kontra indikasi     : gangguan hati, hamil, menyusui
·    Efek samping       : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, imsonia, dll
·    Sediaan                : Phenytoin (generik) kapsul 100 mg, 300 mg
2.      Penobarbital
·      Indikasi                 : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
·      Kontra indikasi     : depresi pernafasan berat, porfiria
·      Efek samping       : mengantuk, letargi, depresi mental, dll
·      Sediaan                : Phenobarbital (generik) tabl. 30 mg, 50 mg cairan inj. 100 mg/ml
3.      Karbamazepin
·      Indikasi                 : semua jenis epilepsi kecuali petit mal neuralgia trigeminus
·      Kontra indikasi     : gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
·      Efek samping       : mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia, bingung
·      Sediaan                : Karbamazepin (generik) tablet 200 mg
4.      Klobazam
·      Indikasi                 : terapi tambahan pada epilepsi penggunaan jangka pendek untuk ansietas
·      Kontra indikasi     : depresi pernafasan
·      Efek samping       : mengantuk, pemandangan kabur, bingung, amnesia, ketergantungan,
  kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi
·      Sediaan                : Clobazam (generik) 10 mg
5.      Diazepam
·      Indikasi                 : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
·      Kontra indikasi     : depresi pernafasan
·      Efek samping       : mengantuk, pemandangan kabur, bingung, ataksia, amnesia, ketergan-
  tungan, kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi
·      Sediaan                : Diazepam (generik) tablet 2 mg, 5 mg
F.     Spesialit Anti Epilepsi
No
Generik
Dagang
Pabrik
1.     
Fenitoin Na.  /   Difenilhidantoin Na.
Dilantin
Parke Davis

(Phenytoin Natricum)
Phenilep
Prafa
2.     
Karbamazepin
Tegretol
Novartis

(Carbamazepinum)
Teril
Merck
3.     
Klonazepam (Clonazepamum)
Rivotril 
Roche

0 komentar:

Posting Komentar

 

CHRISTA Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template